Bab 64 "Sudah Nggak Sabar?"
Nadine dapat merasakan tatapan sinis di sekelilingnya, tapi Marsel tidak sadar sama sekali rumor yang beredar di perusahaan. Tentu saja, dengan posisinya, tidak ada yang berani menyampaikan hal-hal seperti itu ke telinganya.
Setelah Marsel memperkenalkannya sebentar, seseorang di seberang meja memberi Nadine tatapan menyelidik sambil tersenyum lebar. "Pak Marsel, punya bawahan hebat memang sebuah berkah. Kami semua iri, haha."
Orang-orang di sekitarnya ikut tertawa dan setuju.
Marsel tidak menyadari makna lain dari kata-kata itu, tetap tersenyum dan merespons dengan sopan.
Tapi Nadine tidak tahan lagi. Pandangannya melayang gelisah ke setiap sudut restoran.
Ketika Marsel akan membawanya ke tempat berikutnya, dia mencari alasan dan pergi ke toilet.
Baru sampai di pintu keluar, dia berhadapan dengan sosok tinggi yang berdiri di depan dinding kaca. Ravin menghadap ke luar jendela, membelakanginya, memegang ponsel dan sedang bicara dalam bahasa asing.
Nadine terkejut sejenak, lalu segera m

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link