Bab 147
Dia menjepit rokok di ujung jari, mengisap setengah batang.
[Oke, tutup saja, maaf sudah ganggu.]
Myria melirik ponselnya, merasa nada bicara Yavin agak sinis, jadi dia menambahkan penjelasan.
"Aku baru selesai mandi, pakai jubah tidur, nggak bisa keluar kamar untuk angkat telepon. Sekarang aku di kamar mandi bicara denganmu, benar-benar nggak bisa bicara keras. Bu Mira agak mabuk, sedang berbaring di kursi dekat jendela."
Mendengar suara lembut Myria menjelaskan panjang lebar, Yavin hanya menjawab pelan, [Hmm.]
Kemudian dia menutup telepon.
Myria menatap layar yang menunjukkan panggilan berakhir, menggeleng pelan dan menghela napas.
Kata orang hati wanita sulit ditebak.
Padahal hati Yavin jauh lebih sulit dipahami.
Dia mengusap pipinya, hendak keluar dari kamar mandi, tetapi ponselnya kembali berbunyi. Kali ini panggilan video dari WhatsApp.
Myria mengangkatnya.
Tampak wajah Yavin di bawah cahaya lampu, terang menyinari wajahnya yang tegas, hidungnya tinggi, bayangan jatuh di sisi waj

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link