Bab 55
Bryan sejak kecil dididik dengan baik oleh Aditya dan Sekar.
Dia juga tumbuh besar di Keluarga Ronan.
Kakek dan neneknya memberinya cinta yang tidak terbatas, dan pendidikan yang penuh perhatian.
Kalau orang lain sudah bantu kamu, kamu juga harus bantu orang lain.
Itu namanya balas budi.
"Ah, nggak usah ... "
Myria mengatupkan bibir, belum sempat lanjut bicara, Yavin sudah berjalan ke arahnya. Bryan mengulurkan tangan, memanggil Aurel, dan berkata, "Nanti aku juga fotoin kamu sama Paman ya."
Menurut Bryan, itu baru adil. Semua orang harus punya foto bersama.
Bryan merasa dirinya genius!
"Oke!" jawab Aurel sambil tersenyum.
Myria tidak menyangka, dirinya akhirnya punya foto bersama Yavin.
Yavin menyelipkan satu tangan ke saku.
Tangan satunya menggantung santai di sisi tubuhnya.
Ujung jarinya menyentuh tangan Myria, hanya sedetik.
Dingin dan kerasnya tulang jari itu membuat Myria refleks ingin menarik tangannya. Dia menahan napas, menatap lurus ke depan. Bryan mengangkat ponsel dengan se

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link