Bab 19
Angin kencang berhembus di luar jendela. Julie meletakkan tangannya yang pucat di perut sambil menatap kosong.
Jonas memberitahunya, dokter memastikan dia hamil!
Anak ini datang di saat yang benar-benar tidak tepat.
Melihat tatapan kosong Julie yang kehilangan semangat hidup, Marry menggertakkan giginya.
"Julie."
Julie lama baru tersadar, menoleh ke arah Marry. "Bibi Marry."
Mata Marry memerah. Tangannya yang tua itu membelai rambut Julie. "Julie, Bibi tak punya anak. Dari dulu, aku selalu menganggapmu sebagai putri kandung."
"Bibi tak berharap kamu kaya raya. Bibi hanya ingin kamu hidup sehat."
"Kalau satu-satunya putriku mati, bagaimana seorang ibu bisa terus hidup?"
Mata Julie menegang. Dia melihat Marry mengambil sebilah pisau buah.
"Aku membesarkanmu sampai umur sepuluh tahun. Setelah itu, aku tak bisa terus menemanimu, itu salahku. Sekarang, biar aku pergi minta maaf pada ayahmu ...."
Selesai berkata, Marry menggores pergelangan tangannya dengan pisau.
Jantung Julie berdetak kenc

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link