Bab 94
Victor paling benci acara pencitraan semacam itu.
Nalurinya ingin menolak, tapi kata yang keluar justru. "Oke."
"Kalau begitu, aku siap-siap dulu."
Julie berbalik dan hendak keluar.
Belum sampai pintu, suara Victor yang dalam dan serak terdengar di belakang.
"Kalau mau menjenguk anak-anak, sebaiknya kamu pakai baju lebih tertutup."
Julie tertegun.
Julie baru sadar kancing atas bajunya terbuka dua.
Karena panas, tadi dia membukanya di kantor dan lupa mengancingnya lagi.
Julie buru-buru lari ke toilet untuk mengancingkan bajunya.
Saat keluar lagi, wajahnya sudah merah padam.
Dia menunduk sambil berjalan, hingga menabrak seseorang.
"Maaf."
Julie mendongak dan melihat wajah tampan Steve yang angkuh.
Dia refleks bergidik, lalu spontan mundur selangkah menjauh darinya.
Beberapa hari ini, selama bekerja di Grup Hanggara, dia mau tak mau sering melihat Steve.
Dia selalu berusaha menghindarnya. Tidak disangka, hari ini malah berpapasan langsung.
Julie cemas. Dia sudah menyiapkan diri untuk dipe

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link