Bab 157
Udara penuh dengan aura berbahaya.
Tubuhku agak menggigil. Aku menarik napas dalam-dalam sebelum berkata dengan suara tersedak, "Aku nggak berubah, kamu yang berubah."
Tiba-tiba aku merasa ini konyol. Sudah begitu lama dan dia baru sadar ada yang salah denganku?
Apakah kita benar-benar suami istri?
Aku baru mengerti maksud dari ucapan suami istri bisa menjadi orang paling dekat sekaligus paling jauh.
Sekalipun berada di kasur yang sama, kita hanya tidur di kasur yang sama namun memimpikan mimpi yang berbeda.
Setelah bangun dari percobaan bunuh diriku, kami menghabiskan waktu yang lama bersama sehingga cukup bagiku untuk mengenal dirinya yang sekarang.
Namun dia sama sekali tidak mengenal orang yang tidur di sampingnya.
Kalau saja kami benar-benar saling mencintai, dia pasti sudah lama menyadari keanehanku.
Namun dia tidak sadar.
Aku menatapnya dengan sinis. "Ada apa denganku? Lucio, aku nggak lagi mengejarmu seperti dulu, memohonmu untuk memberiku perhatian, nggak menguntitmu seharian

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link