Bab 211
Semua perbedaan itu membuatku semakin tidak seperti diriku sendiri.
Aku mulai menjadi semakin tidak masuk akal, memeriksa ponselnya, dan melarangnya berhubungan dengan wanita mana pun.
Bahkan rekan kerja atau anak buahnya juga tidak boleh.
Aku tahu mereka semua tidak bersalah, tapi saat itu emosiku sudah tidak stabil. Aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.
Semua kenangan manis sebelumnya hilang begitu saja, yang tersisa hanya pertengkaran tanpa akhir serta adegan aku tidak bisa masuk ke lingkungannya dan ditertawakan.
Aku masih ingat, pertengkaran terakhir kami terjadi saat dia bilang, dia tidak mau punya anak.
Aku menginterogasinya, "Bagaimana kalau aku hamil?"
Kalau aku benar-benar mengandung, apakah dia bisa berpaling dari Junia?
Waktu itu, Lucio menatapku dengan sorot mata yang sangat kecewa, "Menurutmu anak adalah alat untuk saingan cinta? Kalau begitu, lebih baik kamu jangan pernah hamil. Kalaupun hamil, gugurkan saja."
Kata-kata sekejam itu membuatku benar-benar hancur.
Pa

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link