Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 5

"Mungkin dia juga bersedia kalau Lucio memintanya untuk berlutut dan minta maaf pada Junia?" "..." Mereka semua sedang mengejekku, bertaruh aku tidak mungkin benar-benar mengabaikan Lucio. Aku merasa jijik saat mendengar suara mereka, jadi aku mendengus sebelum pergi keluar. Semua orang di belakangku terdiam, mungkin mereka tidak percaya kalau aku pergi dengan tiba-tiba. Apa reaksi mereka jika mereka mengetahui aku ingin bercerai dengan Lucio? Aku mendatangi kolam renang di luar untuk menenangkan hatiku. Tidak lama kemudian, Junia tiba-tiba berjalan keluar. "Nona Natalie, aku benar-benar kagum denganmu." Aku melirik belakang Junia, lalu tersenyum main-main saat melihatnya keluar sendirian. "Aku sangat membencimu, apakah kamu nggak takut aku mendorongmu ke dalam kolam?" Junia berkata sambil tersenyum, "Aku bahkan takut kamu nggak berani melakukannya, lagi pula semua orang tahu kalau Lucio akan menolongku." Aku mengangkat sudut bibirku tanpa ingin memedulikannya. Junia kembali menghampiriku. "Natalie, apakah kamu berani bertaruh?" Aku merasa sangat bingung. "Kalau kalian benar-benar saling mencintai, kenapa kamu nggak minta Lucio bercerai denganku? Junia, apakah hubungan kalian baru bisa disebut sebagai cinta dengan menginjak-injak ketulusan orang lain dan berakting?" Raut wajah Junia berubah. "Ini semua karena kamu bersikeras nggak mau bercerai! Kamu bahkan rela bunuh diri demi mempertahankan Lucio, dia cuma mengasihanimu!" Junia kembali bersikap setenang dan selembut biasanya saat menatapku. "Natalie, apakah kamu berani bertaruh?" Air di dalam kolam renang berkilauan, kolam renang ini terlihat dangkal, tapi sebenarnya sangat dalam. Aku menggelengkan kepalaku. "Nggak berani." Karena aku tidak bisa berenang. Jawabanku yang cepat membuat Junia tertegun sejenak. Meskipun aku bisa berenang, kenapa aku harus mempertaruhkan nyawaku untuk mengetahui apakah pria itu lebih mencintaiku atau wanita yang lain? Sudah cukup aku bertindak bodoh dengan bunuh diri, aku tidak akan melakukannya untuk kedua kalinya. Aku bertatapan dengan tatapan licik Junia begitu berdiri. Junia berdiri di belakangku, saat aku hendak pergi, dia tiba-tiba mendorongku .... Byur! Aku mendengar berbagai macam teriakan di telingaku, kemudian tubuhku menyentuh air dan perlahan-lahan tenggelam. Aku tidak bisa merasakan apa pun saat ini. Aku hanya merasa takut karena seluruh tubuhku tenggelam ke dalam kolam renang. Tenggorokanku mulai tercekat oleh air, paru-paruku mulai terasa berat. Aku berusaha keras untuk berenang ke permukaan kolam, tapi aku melihat sebuah sosok yang familiar berenang dengan cepat ke arah yang lain. Lucio yang merupakan suamiku berenang menghampiri Junia saat kami berdua tenggelam bersama-sama. Hatiku terasa sangat sakit. Mungkin ini adalah emosi terakhir yang kurasakan di usiaku yang ke 25 tahun .... Meskipun aku sudah melupakan masa lalu dan tidak mencintai Lucio lagi, naluri dalam tubuhku masih ada. Hanya saja, naluriku benar-benar menghilang kali ini. ... Begitu sadar, aku menyadari jika aku sedang berbaring di tepi kolam renang. Aku dan Junia telah diselamatkan, tapi dia diselamatkan oleh Lucio, sedangkan aku diselamatkan oleh pria asing. Dia lumayan tampan juga. Aku berbaring di tanah, sedangkan pria itu menekan dadaku dengan kedua tangannya untuk mengeluarkan air di dalam paru-paruku. Aku langsung memuntahkan air dari mulutku .... Aku melihat Lucio berjalan mendekat dari sudut mataku. Junia masih memeluk dirinya sendiri dengan kasihan sambil menatap kepergian Lucio dengan tidak rela. Lucio seolah-olah baru teringat jika aku adalah istrinya, dia bertanya sambil mengerutkan kening, "Apakah kamu baik-baik saja?" Aku mengabaikan pertanyaannya, lalu berusaha untuk berdiri. Pria di samping ingin membantuku berdiri, tapi aku mendorongnya. Setelah Lucio berdiri di hadapanku, aku mengangkat tanganku untuk menampar wajahnya .... Suasana di sekitar menjadi hening. Aku bahkan bisa mendengar suara napas semua orang yang sengaja diperlambat. "Lucio, mari kita bercerai." Setelah beberapa saat berlalu, aku mendengar suaraku di tengah keheningan ini. "Tamparan ini adalah tunjangan yang harus kamu bayar untuk mantan istrimu."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.