Bab 62
Lucio benar-benar bersikeras ingin memberiku pelajaran.
Awalnya aku masih marah dan tidak terima, tetapi setelah beberapa hari, aku sadar harus mencari jalan lain.
Setiap hari dia pergi ke kantor tepat waktu, sesekali lembur, dan sebagian besar waktunya dihabiskan di ruang kerja untuk menangani urusan kantor.
Saat malam tiba, dia tetap tidur bersamaku di ranjang yang sama.
Walau begitu, kami seperti air dan minyak, seolah ada batas yang tak bisa diseberangi.
Aku benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan Lucio. Sudah kupertengkarkan, sudah kuributkan, semuanya sia-sia di hadapannya.
Dia keras kepala, seperti gunung es yang membeku dan tak bisa dicairkan, hanya terpaku pada pendapatnya sendiri dan sama sekali tak memedulikan perasaanku
Malam itu, dia kembali berbaring di belakangku. Baru saja hendak menarikku ke pelukannya, aku tiba-tiba membuka mata dan menatapnya.
"Aku salah."
Lucio terhenti sesaat. Tatapan mata hitam legamnya menusukku, menyatu dengan redupnya cahaya lampu, tetapi te

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link