Bab 20
Gavin mendekat dengan sangat hati-hati ke Reynald yang matanya merah.
Sejak dia membawa surat kematian Kezia kemari dua hari yang lalu, Reynald terus mempertahankan gerakan yang sama seperti sekarang ini, bagai sebuah patung.
Orang ini jelas-jelas tidak bisa melepaskan Kezia.
"Kamu baik-baik saja, 'kan?"
Reynald langsung sadar kembali.
Dia mendongak, matanya yang memerah menatap Gavin lekat-lekat, mencoba mencari tanda-tanda kebohongan di matanya.
Gavin lagi-lagi menghela napas.
"Nggak ada gunanya kamu nggak mengakuinya. Kezia benar-benar sudah mati, sekarang si Raina sangat khawatir, kamu mau ketemu dia bentar?"
"Nggak perlu."
Reynald refleks menolak.
Dia teringat Kezia.
Kalau Kezia tahu Raina menginjakkan kakinya di sini, takutnya Kezia akan semakin tidak mau pulang.
Melihat Reynald kembali melamun, Gavin memberanikan diri untuk menggoyang tubuh Reynald.
"Tolong, sekarang masih ada begitu banyak pegawai yang menunggumu. Kamu mau Grup Geraldi bangkrut?"
Reynald memukul tangan Gavin la

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link