Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 724

Salju makin deras. Sebutir salju jatuh di alisnya, bulu matanya bergetar sedikit. Salju itu mendarat di punggung tangannya, menghadirkan rasa dingin yang menusuk. Namun, Carla tetap tenang tanpa menunjukkan sedikit pun reaksi. Baik di rumah Keluarga Kilis maupun di tepi Danau Mentari, tampaknya hanya saat suasana benar-benar hening seperti ini, pikirannya bisa berhenti berkelana, dan bisa melepaskan rasa sakit di hatinya. Carlos berdiri di belakang Jason, memegang payung tak jauh dari mereka. Orang-orang yang lewat berjalan melewati mereka satu per satu. Pria itu tampan tak tertandingi, sementara wanita itu cantik jelita, membuat siapa saja sulit untuk tidak melontarkan lirikan. Keduanya duduk berdiam di sana selama dua jam. Matahari tenggelam di tepi danau. Di musim dingin, siang hari terasa lebih singkat. "Setiap kali aku mengira kamu mau sakiti aku, mencoba tinggalkan aku, kamu selalu berhasil yakinkan aku kembali, membuatku memaafkanmu begitu cepat. Seolah-olah kamu berulang kali dorong aku ke tepi jurang, tetapi setiap kali kamu juga menarik aku kembali." "Kali ini, alasan apa lagi yang kamu punya untuk yakinkan aku?" Jason mengeluarkan selembar gambar dari sakunya. Dia membuka perlahan gambar yang disimpannya dengan hati-hati, di atasnya adalah potret Bima. Bahkan di gambar itu ada bekas goresan yang dalam akibat pisau tajam. "Kakak telah lihat. Kamu sembunyikan gambar ini dengan sangat baik. Bahkan pintunya ada bekas goresan, dan setelah itu kamu buang ke tempat sampah." "Kakak cuma penasaran, Carla, sebenarnya karena apa ...." "Ada rahasia apa yang bahkan Kakak nggak tahu?" "Kamu gunakan dirimu sendiri dalam permainan ini. Kalau Kakak campur tangan sembarangan, aku takut Carla akan benci Kakak." Kata-katanya terdengar begitu mulia. Carla tersenyum, "Aku sudah tahu, nggak ada yang bisa disembunyikan darimu." Namun, matanya memerah saat menatapnya. "Kalau kamu tahu, kenapa kamu tetap berpihak pada Yelena, membelanya!" Kata-kata itu membuat Carla tercekik oleh emosi, dadanya terasa sesak. Dengan perasaan tertekan, dia akhirnya bertanya pada Jason. "Aku nggak salahkan kamu karena saat itu kamu nggak segera selamatkan aku!" "Kamu tahu! Kamu tahu semuanya!" "Kenapa! Kenapa kamu tetap lindungi dia!" "Apa bagimu, segala sesuatu yang berhubungan denganku bisa ditukar dengan keuntungan!" "Apa yang sebenarnya diberikan Yelena padamu!" Tatapan pria itu yang dalam bertemu dengan mata gadis yang terluka. "Sebuah transaksi yang nggak bisa ditolak oleh siapa pun, Carla .... Kakak adalah seorang pebisnis." "Manusia nggak bisa terus hidup di masa lalu." "Carla punya rahasia sendiri, dan kalau Carla nggak mau bilang, kakak nggak mau paksa kamu." "Carla juga harus belajar tumbuh dewasa sendiri." Air mata memenuhi mata Carla. Dia menundukkan kepalanya, membiarkan air matanya bercucuran. Pundaknya yang rapuh bergetar halus, "Apa bagimu, selama aku masih berguna, aku juga bisa kamu manfaatkan, akan menjadi kartu as dalam transaksi?" "Siapa pun yang inginkan aku! Kamu akan kasihkan aku seperti Yelena, tanpa ragu?" "Tapi, kamu jelas pernah bilang kamu nggak akan lakukan!" "Tapi, kamu terus bohongi aku, lagi dan lagi!" Setelah mendengar kebenaran dari mulutnya, hati Carla terasa seperti dirobek hingga berdarah. "Sebenarnya, di dalam hatiku aku sudah tahu jawabannya sejak lama. Hanya saja aku nggak mau percaya. Kenapa ... Kakak yang begitu baik, yang besarkan aku sejak kecil, tiba-tiba memutuskan untuk tinggalkan aku!" "Aku nggak minta apa-apa. Aku cuma mau seseorang mencintai aku!" "Nggak peduli apa yang terjadi, nggak peduli apa pun keadaannya, dia selalu berdiri di sisiku tanpa ragu." "Seperti Bibi Merida terhadap Arsen, nggak peduli kesalahan sebesar apa pun yang dia buat, Bibi Merida selalu maafkan dia. Bahkan kalau kesalahannya nggak termaafkan, Bibi Merida nggak pernah menyerah padanya ...." "Aku nggak takut kembali ke masa lalu, hidup menggelandang di jalanan dan kelaparan. Setidaknya pada saat itu, aku masih punya Kakak, yang bersamaku untuk bertahan hidup." "Sejak kecil, selain Kakak, aku nggak punya apa-apa."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.