Bab 20
Franciska menatap dengan tatapan menantang dan terlihat sangat sombong.
"Kamu pasti sudah mengadu pada Kak Shayne, tapi apa dia percaya padamu? Merry, sadarlah. Kamu sama sekali nggak penting bagi Kak Shayne. Meski kamu tenggelam di kolam renang, kamu akan mati sia-sia. Malah lebih baik Kak Shayne nggak perlu repot-repot cerai ...."
Merry tiba-tiba mengambil gelas di samping dan melemparkannya ke arah Franciska.
"Prang!"
Gelas itu jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.
Sorot mata Merry sangat dingin dan dia membuka bibir pucatnya untuk berkata.
"Keluar!"
Melihat wajah marah Merry, Franciska tertawa sinis.
"Aduh, kok marah sekali? Apa aku menyinggungmu?"
Sebelum Franciska bisa mengatakan sesuatu, pintu bangsal tiba-tiba dibuka.
Tatapan pria itu tertuju pada pecahan kaca yang berserakan di lantai dan sorot matanya menjadi muram.
Dia mendongak dan menatap wanita yang terbaring di ranjang rumah sakit.
Selama ini Merry terlihat semakin kurus dan tidak sesehat dulu. Wajahnya selalu puca

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link