Bab 95
Begitu melihat Tamara serta Merry, Dean menyapa mereka dengan lembut.
"Bibi, Merry."
Lalu tatapannya tertuju pada Shayne, yang datang bersama mereka.
Seolah sudah diperingatkan, Dean tidak menunjukkan tanda-tanda terkejut.
"Pak Shayne."
Shayne mengangguk. "Tuan Muda Dean."
Adegan pertemuan terakhir mereka masih terbayang jelas di benak Merry. Merry berterima kasih kepada Dean karena sudah membantunya melampiaskan amarahnya.
Setelah kejadian itu, Dean dan Shayne pada dasarnya saling tidak menyukai.
Merry tidak mungkin begitu kurang kerjaan hingga mengatur pertemuan di antara mereka.
Dua orang yang seharusnya tidak bertemu dipertemukan dalam suasana seperti itu, membuat Merry pusing.
Merry sudah menikah, jadi Tamara tidak mungkin masih mau menjodohkannya dengan Dean, 'kan?
Kalaupun mau, kenapa membawa Shayne?
Merry segera melirik Tamara.
Tamara tersenyum lalu memberinya tatapan meyakinkan.
Tamara berkata, "Baiklah, kita mengobrol di dalam saja."
Dean sudah memesan ruangan pribadi. Mereka

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link