Bab 1810
"Baiklah."
Pada saat itu, Teguh mengucapkan pandangannya dengan jelas.
Meskipun itu hanya pengalaman, tetapi bagi Desir dan dua rekannya sangatlah berharga.
"Terima kasih banyak, Tuan!"
"Tuan, kata-katamu sudah cukup membuat kami benar-benar senang."
"Tuan, mulai sekarang, walaupun kami harus mati-matian, pasti kami akan membalas budi baikmu!"
Desir dan dua orang rekannya sangat bersyukur, sampai-sampai langsung memberi hormat sembari berlutut di tanah. Setiap kata yang mereka ucapkan begitu tulus.
Mereka sudah terbiasa melihat budak yang malang di Laut Hitam. Terbiasa pula dengan tuan yang suka memukul dan membunuh tanpa alasan.
Orang seperti Teguh sangatlah langka.
Sebelumnya, mereka bertiga terikat oleh Kunci Jiwa yang diberi Teguh dan mengira bahwa mereka hanya menjadi budak bagi Teguh seumur hidup. Namun, sekarang, mereka berkesempatan untuk jadi lebih kuat ...
Bagaimana mungkin mereka tidak bersyukur!
Teguh tersenyum dan berkata, "Ayo, bangun. Berlatihlah dengan tekun dan pahamil

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link