Bab 2176
Teguh menghela napas panjang, lalu memberi salam dengan hormat. "Pak Chesta, maafkan aku."
Kemudian, dia menyimpan tombaknya dan langsung menuju ke paviliun rahasia.
Tak lama setelah itu.
Teguh tiba di depan gerbang paviliun rahasia.
Gerbang besar ini sangat tinggi. Tingginya puluhan meter, setara dengan bangunan tiga puluh lantai di dunia sekuler.
Saat berdiri di depan aula besar, Teguh merasa seperti berdiri di depan sepuluh ribu tahun sejarah, dan untuk pertama kalinya dia merasa kecil.
"Fiuh ..."
Teguh menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran-pikiran tersebut, lalu melangkah masuk.
Wuss!
Teguh tidak menyangka, jika akan ada seorang kakek yang memegang sapu muncul di depannya saat dia masuk.
Kakek itu sudah sangat tua. Rambut dan janggutnya putih semua, tetapi ada aura ketenangan dan keanggunan yang tak terlukiskan dalam dirinya.
Tak hanya itu!
Pada saat Teguh menatap sang Kakek, kakek itu langsung mengangkat sapu di tangannya dan menyapu ke arah Teguh.
Bum!
Teguh tanpa sadar melon

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link