Bab 1815
Pakaian putihnya terkena sedikit noda darah, tidak dapat menyembunyikan aroma debu, sementara yang satunya lagi memiliki mata yang cerah dan cahaya yang tersembunyi, tetapi cukup rendah hati.
"Maaf sudah membuat Pak Adair menunggu lama ... "
Pakaian Saka terlihat robek dan agak kacau. Dia menghela napas dan berkata, "Sungguh memalukan, Dahlia berhasil kabur lagi. Aku ... "
"Saudaraku, kenapa kamu bilang begitu?"
Adair melihat Saka sejenak sambil tersenyum ramah, lalu mengangkat tangannya dengan acuh tak acuh dan berkata, "Jangan terlalu sungkan, kamu sudah banyak membantuku. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Suatu hari nanti, dia pasti akan mati."
"Hanya saja, aku membutuhkan sedikit bantuanmu ... "
"Aku tahu. Pak Adair, terima kasih karena masih menggunakanku."
Saka berkata dengan penuh harap, "Apa hadiah yang kuminta sudah ada?"
Bawahan di samping segera memarahi, "Berani sekali. Kamu kira kamu siapa sampai berani menagih pada Tuan Muda?"
Adair tertawa dalam hati. Ternyata o

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link