Bab 1868
Saka berdiri dengan tangan di punggung, tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, biarkan aku melihat keahlian pemimpin Paviliun Yasobi. Mohon bimbingannya."
Pria paruh baya sedikit menyipitkan mata, menekan pedang di sampingnya dan terus menatap Saka, tetapi dia tidak menyerang.
Suasana menjadi sunyi. Mereka berdua saling berhadapan, terlihat hening, tetapi terasa niat membunuh yang kuat menyebar di sekeliling.
Felicia malah meremehkan dalam benaknya, pemuda ini tidak memahami gaya pembunuh terbaik di Paviliun Yasobi. Sekali dia bertindak, maka itu adalah serangan mematikan, tidak akan sombong seperti pemuda di depannya.
Pria paruh baya itu sangat tegang, bagai anak panah yang siap meluncur dari busurnya. Sementara itu, Saka tetap santai, dia tiba-tiba melirik ke kejauhan langit, di sana ada sepasang mata yang selalu memperhatikan medan perang ini. Dia tersenyum dan berkata, "Pria tua, perhatikanlah dengan baik."
Tiba-tiba, suara jernih pedang menggema di ruang hampa, tetapi sekejap kemud

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link