Bab 204
Yuna menangis dengan sangat sedih.
Dia menopang Bibi Vero yang pucat, menangis dengan setiap langkah, bahkan para ahli menangis profesional pun tidak sehebat dia.
Melihat hal ini, aku mengerutkan keningku. Wanita ini benar-benar tidak beruntung.
"Untuk apa kamu nangis? Dia belum mati," Aku berkata sambil mengernyitkan kening.
Yuna melihatku seperti melihat anjing liar yang melihat makanan. Dia langsung berlari ke arahku.
Aku hampir saja mau menghadapi dia secara langsung. Kalau aku nggak menghajarnya sampai babak belut, rasanya akan sia-sia saja dia menangis.
Tapi sebelum aku sempat mengangkat tangan, sebuah tangan besar menarikku dan melindungiku di dalam pelukannya.
Davin menatap Yuna dengan dingin, auranya kuat dan menakutkan.
Yuna mengangkat tangan dan bersiap untuk melayangkan tamparan, tapi saat melihat Davin, dia terkejut dan mundur ketakutan. "Itu dia, Bibi, dia ... dia pembunuhnya!"
Bibi Vero memandang Davin dengan marah.
Sepertinya Yuna Tanoto pandai mengambil hati orang tua.

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link