Bab 220
Aku tidak punya pilihan selain berkata, "Bagaimana kalau besok kamu pergi ke perusahaan, lusa pagi kamu temani aku periksa?"
Tidak masalah meskipun hanya beda satu hari.
Davin menundukkan kepalanya, diam dan murung.
"Nyonya, ponsel baru yang disiapkan untukmu sudah diletakkan di depan pintu." Fendi meletakkan ponsel itu dan pergi dengan tenang.
Mereka berdua memperhatikan bahwa Davin hanya mendengar perkataanku.
Aku bahkan menyadarinya.
Sambil menguap, aku bangun dari tempat tidur untuk membuka pintu dan mengambil ponsel, memasang kartu SIM, menyalakan ponsel, mengatur mode senyap, dan kemudian tidur.
Davin terlihat sangat bersemangat, sama sekali tidak mengantuk, dia naik ke tempat tidur dan memelukku sambil terus memainkan rambutku.
Aku terlalu malas memerhatikannya, aku hanya bersandar di dadanya, lalu tidur dengan lelap.
Tidak tahu berapa lama aku tidur, aku terbangun karena ingin buang air kecil, dan melihat Davin ternyata masih belum tidur.
Dia duduk di tepi tempat tidur, sambil

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link