Bab 422
Untuk apa susah payah menjelaskan? Orang-orang juga tidak akan pernah mengerti.
Aku dapat merasakan genggaman tangan Davin yang perlahan-lahan kian mengencang. Dia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca, seolah menyampaikan kesakitannya padaku. Namun, dia mencoba sebaik mungkin untuk tidak menangis di depan orang lain. "Untuk apa bersedih? Mereka pasti masih hidup."
"Kalaupun aku sedih, itu karena kasihan pada kebodohan mereka," gumam Davin.
Dahi Arya berkerut sejenak sebelum akhirnya berbalik untuk menghadap Davin. Tanda tanya besar menggantung di atas kepalanya.
Tatapan Ben juga langsung tertuju pada Davin, kemudian mencengkeram pergelangan tangan Davin dengan kasar. "Apa maksudmu?"
"Yoga, dia ... dia nggak mungkin mati. Dia pasti sudah menyadari sesuatu, tetapi hanya berniat memastikan satu hal yang memantik rasa penasarannya." Setelah menjelaskan, Davin melepaskan tangannya dari cengkeraman tangan Ben. Kemudian, dia menatapku di tengah-tengah tatapan intens semua orang. "Shani, ay

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link