Bab 139
"Ya."
Keduanya tidak bersikap sungkan.
"Apa ibumu baik-baik saja?"
"Pak Ryan kenal ibuku?"
Rosie sendiri tidak tahu apa yang ada di pikirannya saat menanyakan itu.
Entah menuntut atau hanya sekadar bertanya.
Mungkin dua-duanya.
Ryan juga tidak merasa canggung. Dia menyesap anggurnya. "Aku sangat senang bisa bertemu denganmu."
"Seberapa senang?"
Rosie yang sedikit mabuk mulai tidak bisa mengendali emosi.
Malam itu, Rosie sudah bertekad untuk tidak mencarinya lagi. Tak disangka, justru Ryan yang datang.
Kesya punya alasan sendiri untuk tidak memberitahukan tentang Ryan, dan Rosie tidak ingin mempersulit ibunya.
Rosie masih menyalahkan Ryan karena tidak menemui mereka selama bertahun-tahun ini.
Rosie ingin tahu jawabannya.
Namun, juga tidak ingin tahu, khawatir akan lebih terluka setelah tahu.
Jadi, cukup bertemu, cukup mengenal, tidak perlu merusak keadaan.
Tepat ketika Ryan ingin berbicara, Rosie sudah memecah keheningan yang canggung.
"Pak Ryan, kita nggak begitu akrab."
"Aku sangat me

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link