Bab 232
Carlo memiringkan kepala seolah bertanya, "Ada apa?"
Begitu bertatapan, Rosie buru-buru mengalihkan pandangan, tidak berani menatap mata pria itu.
Semalam saat pria itu memegang dagu Rosie dan memaksanya membuka mata, dia melihat keganasan di mata pria itu.
Dia tidak berani melihat.
Rona merah langsung menyebar di sudut matanya.
Rosie mengambil cangkir dan menyesap teh, lalu diam-diam meliriknya dari sudut matanya.
Namun pria itu masih menatapnya dengan saksama seolah melihat mangsa yang telah lama ditunggu dan hendak menerkamnya.
Benar saja, pria itu mencuci tangan dan berjalan ke arahnya.
Carlo menepuk bahu Rosie sebelum duduk di samping, menyandarkan lengan yang panjang di sandaran kursi dan menyeruput teh yang baru saja Rosie minum.
Rosie agak menggigil karena tepukan itu dan tidak berani menatap Carlo. Sekarang pria itu sedang menyesap tehnya, dia pun merasa sangat canggung.
"Kapan Carlo mulai kerja?" tanya Rinto.
"Hari kedelapan bulan ini."
Saat menjawab Rinto, Carlo mengangguk k

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link