Bab 61
Saat mereka sedang bertatapan, ponsel Carlo tiba-tiba berdering.
Itu adalah panggilan dari nomor yang tidak dikenal.
Rosie melihat sisi wajahnya, lalu melihat pria itu perlahan-lahan mengerutkan keningnya.
"Tanganku kotor, tolong bantu aku jawab telepon ini," ujar Carlo sambil melirik ponselnya yang diletakkan di samping vas bunga.
Rosie mengangguk, lalu berdiri dengan hati-hati dan duduk di sampingnya.
Hanya saja, bagian yang diduduki oleh Carlo terlalu luas, Rosie sama sekali tidak bisa menghindar dari tungku api ini. Setiap kali dia menyentuh pria ini, rasanya seperti dibakar oleh arang.
Otot pria ini benar-benar sangat keras, sama sekali tidak selembut kulit, melainkan lebih terlihat seperti sebuah batu yang besar.
Carlo bergerak ke samping untuk memberi ruang padanya. Mereka berdua berdesakan di sofa tunggal seperti sepasang kekasih yang sudah lama berpacaran.
Rosie mengambil ponsel, lalu menggeser tombol hijau dan menyerahkan ponsel ke hadapan pria itu.
Hanya saja, pria itu sama

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link