Bab 83
Carlo menyunggingkan senyum puas.
"Nyonya Abner, apa ini tulus dari hati, atau sengaja dilakukan?"
"Pak Carlo begitu hebat, jadi tinggal bergantung pada pemahamanmu."
"Fasih dan pandai berbicara."
"Lalu, yang mana yang kamu harapkan?" Rosie tiba-tiba bertanya.
"Ikuti kata, Rosie."
Jawabannya membuat Rosie terpaku.
Ikuti hati.
Harus diakui, pandangannya sangat luas.
Rosie tertegun cukup lama.
Dia berdiri sambil menenteng kantong dengan satu tangan, lalu dua jarinya mengaitkan sepatu hak tinggi.
Tangan satunya yang kosong terulur ke hadapannya.
Rosie menggenggam tangannya tanpa ragu.
Keduanya berjalan di pusat perbelanjaan. Selain sepatu berbulu di kakinya, mereka benar-benar serasi.
Lihatlah, meski tangannya sudah penuh, ada orang yang tetap akan berusaha mencari cara untuk mengosongkannya untukmu.
Hayden yang berada di lantai atas melihatnya sampai terpaku,
Mata memerah, hati dipenuhi perasaan yang sulit diungkapkan.
Begitu memasuki lift, Rosie melepaskan tangannya.
Dia melihat cermin

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link