Bab 256
Dia ingin menoleh, tetapi tidak berani. Dia ingin meminta tolong, tetapi merasa tidak pantas. Kejadian semalam saja belum sanggup dia hadapi, kini malah harus berhadapan dengan mantan suami dalam situasi memalukan seperti ini.
Seketika, hatinya terasa pedih.
Dengan kesal, dia kembali menarik tangannya dengan paksa.
Jevan mencengkeram erat hingga urat-urat di punggung tangannya tampak menonjol.
Dia bisa merasakan perlawanan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.
"Jadi dia peduli pada apa yang Xander pikirkan? Apa dia sudah menaruh hati padanya?" pikir Jevan dalam hati.
Xander pun duduk dengan santai, seolah itu hal yang wajar.
Mata Xander melirik ke dua tangan di atas meja dengan acuh, lalu perlahan menuangkan teh. "Apa ada gunanya kamu memaksanya seperti ini, Pak Jevan?"
Jevan tertawa sinis. "Ada gunanya atau nggak, itu urusanku. Kenapa kamu harus mengincar istri orang lain?"
Shania menatapnya dengan penuh amarah. "Apa bisa kamu diam?"
"Kenapa? Apa kamu marah setiap kali aku menegurnya

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link