Bab 258
Shania tidak lagi keras kepala.
Dia tersenyum. "Sebenarnya, bisa atau nggaknya aku melawan, itu nggak penting. Kalau memang nggak bisa, ya biarkan saja semuanya terjadi. Ikuti kata hati, tanpa memikirkan akibatnya."
Siska menjawab, "Kenapa harus mikirin akibat? Bos Xander pasti ada cara untuk menyelesaikannya."
Shania tersenyum lagi. "Buat dia, aku ini cuma bagian kecil dalam hidupnya. Dia punya banyak hal yang harus dia lakukan, dan banyak pertimbangan yang harus diambil. Memang dia nggak suka Nona Brenda, dan orang tuanya juga nggak akan memaksanya. Tapi itu nggak berarti aku bisa diterima begitu saja."
"Meskipun aku dan dia akhirnya bersama, tetap saja itu cuma seperti mimpi indah. Sekalipun mimpinya seindah dongeng, secantik bunga yang bermekaran, pada akhirnya tetap saja itu mimpi. Dan manusia nggak bisa terus-terusan hidup dalam mimpi. Cepat atau lambat, dia akan bangun. Dan aku ... aku takut menghadapi kenyataan setelah mimpi berakhir."
Siska menghela napas dalam. "Kamu takut i

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link