Bab 322
Ribuan kata dan kalimat akhirnya menyatu dalam satu kalimat penuh makna. "Murni, kalian benar-benar murni! Air mineral saja harusnya pakai kalian sebagai bintang iklan. Slogannya: Kami tidak mendistribusikan air, kami memproduksi air."
Tatapan Shania kosong.
Selama dia tidak mengaku, dia bisa terus pura-pura sampai akhir hayat.
Akhirnya, Siska meremas-remas wajahnya dengan gemas. "Kalau berani, terus saja menyangkal!"
Lalu dia keluar dari ruang kerja dan pergi ke ruang tamu untuk mengambil tasnya.
Baru melangkah dua langkah, Siska tak tahan lagi dan duduk kembali. Dia menatap Xander dengan serius. "Kamu harus bertahan sampai akhir, jangan berhenti di tengah jalan. Aku selalu percaya padamu, jadi tolong jangan mengecewakanku."
Xander tersenyum. "Aku nggak pernah mempermainkan perempuan."
Mendengar itu, Siska akhirnya pergi.
Tak lama kemudian, Shania keluar dari dalam dan mengingatkan Xander bahwa sudah waktunya ke kantor. Kalau tidak berangkat sekarang, pagi ini akan lewat begitu saja.

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link