Bab 553
Xander mengejarnya.
Sigit meregangkan badan, lalu rebahan santai di sofa sambil menonton TV. "Pak Leo, aku mau makan ... "
Belum sempat mengucapkan "makan malam", Pak Leo langsung menimpali, "Pak Sigit mau segelas es serut anggur yang segar, ya?"
Sigit membalas dengan suara keras, "... Nggak!!"
Beberapa hari ini, dia merasakan betul ketakutan karena anggur, di balkon, di kamar, di ruang tamu ... Sial, bahkan lebih menakutkan dari Intan, si wanita gila itu.
Di koridor.
Xander berhasil menangkap gadis yang larinya lebih cepat dari kelinci itu.
Dia menarik Shania masuk ke ruang kerja terdekat. "Ibuku jarang-jarang bisa berpikiran terbuka. Kota Yandara juga pernah kita kunjungi dulu, tempatnya bagus, anggap saja kita jalan-jalan."
Shania berkata dalam hati, "Jalan-jalan apanya."
Sekarang, mendengar kata "Kota Yandara" saja dia sudah takut.
Dia memukul Xander dengan tas yang dibawa. "Aku nggak mau pergi."
Xander memeluknya erat, ekspresinya serius. "Shania, aku memang benar-benar harus ke K

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link