Bab 612
Jevan tidak menganggap penting orang-orang itu.
Dia mengusap lehernya lagi.
Bagian yang terkena pukulan samar-samar terasa nyeri dan sangat tidak nyaman, tetapi hatinya terasa lebih tidak nyaman lagi. Jevan pun melirik si wajah kotak itu dengan dingin. "Pulanglah dan beri tahu Xander kalau aku nggak mau bicara dengannya untuk sementara waktu."
Jevan hendak berjalan pergi, tetapi diadang.
Si pria dengan wajah kotak itu berkata lagi dengan sopan, "Kamu nggak mau pun harus tetap pergi. Tuan kami sudah memberi perintah. Baguslah kalau Pak Jevan bersedia, tapi kalau nggak mau pun akan kami bantu supaya mau. Intinya, hasil akhirnya sama saja. Jadi, jangan menyia-nyiakan tenaga kita berdua, 'kan?"
Jevan pun mengernyit dan memerintahkan dengan geram, "Pergi sana!"
Pria dengan wajah kotak itu tetap bergeming.
Jevan mendorong tangan pria itu, tetapi pria berwajah kotak itu lagi-lagi mengangkat tangannya untuk mengadang.
Begitu melihat Jevan nyaris terbakar api amarah, Rafael segera memeluk lenga

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link