Bab 723
Sigit merangkul Bu Melina.
Sambil dengan lembut menghapus air matanya, dia berkata, "Nenekku yang cantik, kalau menangis begini jadi nggak cantik lagi."
Bu Melina tidak menanggapi.
Pandangannya tetap tertuju pada Shania.
Perasaannya campur aduk, nyeri dan sesak silih berganti.
Dulu saat membawa pergi bayi itu, semuanya terlalu terburu-buru. Dia bahkan tak sempat melihat wajahnya dengan jelas, takut jika terlambat sedikit saja, semuanya akan terbongkar dan bayi itu pun tidak akan bisa diselamatkan.
Selama bertahun-tahun dia tak berani mengambil risiko sekecil apa pun. Dia tidak berani menghubungi, bahkan tak berani meminta satu foto pun. Anna juga memegang teguh janjinya. Semua orang mengira anak itu telah tiada. Rahasia itu mereka jaga dengan sangat baik.
Hingga beberapa bulan belakangan, Anna kembali menghubunginya, secara tersirat memberi tahu bahwa Jimmy telah bertemu dengan anak itu dan mulai curiga.
Tak lama kemudian, benar saja, anak durhaka itu datang menanyakan padanya langsung

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link