Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 19

Tenggorokan Dreya bergerak menelan secara refleks. Setiap kali berhadapan dengan pria ini, tekanan yang begitu kuat dari pria ini selalu membuatnya mudah merasa tegang. Padahal pria ini hanya duduk di sana. Padahal pria ini tidak melakukan apa-apa. "Temanku sudah bilang, Pak Rafael yang memberiku pertolongan pertama, kalau nggak ... " Dreya berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Aku mungkin sudah nggak selamat." Mata Rafael yang semula tenang tiba-tiba menjadi lebih dalam. Ternyata dia sudah tahu? "Kamu harus bersyukur, karena orang yang kamu temui adalah aku," ucap Rafael dengan nada datar. "Aku pernah menjalani pelatihan penyelamatan profesional, sangat paham soal RJP dan pernapasan buatan," lanjutnya. Pernapasan buatan. Begitu kata-kata itu terdengar, bulu mata Dreya bergetar halus. Spontan, dia mengangkat tangan dan menyentuh bibirnya. Meskipun pernapasan buatan berbeda dengan ciuman, keduanya tetap melibatkan kontak bibir dan jarak yang sangat dekat. Melihat gerakannya, Rafael berka

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.