Bab 95
Kevin langsung mengangguk. "Serahkan padaku."
Dreya belum sempat memahami maksudnya, tiba-tiba melihat Kevin menarik lengan Doni dan menyeretnya ke ruang perawatan. "Nona Dreya, pinjam ruang perawatannya sebentar."
Tidak lama kemudian, pintu ditutup rapat dari dalam.
"Bam!"
Suara pintu yang ditutup keras menggema ke seluruh sudut klinik.
Semua mata langsung tertuju ke arah ruang perawatan.
Tidak seorang pun tahu apa yang akan dilakukan Kevin.
Hingga terdengar suara jeritan Doni dari dalam, barulah Dreya merasa ada yang tidak beres.
"Pak Rafael, gimana kalau kita lapor polisi saja? Kondisi tubuhnya masih alergi, dan baru saja sadar dari syok. Kalau sampai terluka, bisa berbahaya."
Dreya menatap Rafael, sorot matanya penuh kekhawatiran.
Annie ikut menimpali, "Benar! Lebih baik kita serahkan ke polisi saja."
Rafael duduk di kursi pemeriksaan, tangan panjangnya bertumpu di meja, ujung jarinya yang mengenakan cincin mengetuk permukaan meja.
Satu kali. Dua kali. Tiga kali ...
Ritmenya begitu

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link