Bab 22
Axel menatap Pak Bima, lalu berkata dengan tenang, "Pak Bima, tolong minta mereka pergi. Saat ini, aku nggak mau melihat mereka."
Mendengar perkataan ini, Eddy langsung marah.
Ini adalah kamar perawatan putrinya, tetapi Axel bukannya menghormati mereka, malah ingin mengusir mereka.
Ini sungguh tidak masuk akal.
Namun, melihat wajah serius Pak Bima, Eddy yang sedang marah besar pun tidak berani meluapkan amarahnya.
Lagipula, keluar dari sini juga tidak ada salahnya. Ini bisa jadi kesempatan untuk bertanya pada Pak Bima tentang hubungannya dengan Axel, agar tidak salah bicara.
Setelah mereka semua pergi.
Axel memegang tangan Rosa dan berkata pelan, "Sakit ya?"
Masa tidak sakit?
Wajah Rosa bengkak, dan hampir seluruh tubuhnya penuh dengan memar biru dan ungu. Hanya dengan melihatnya saja sudah terasa sakitnya, apalagi bagi Rosa sendiri.
Rosa mengusap keringat di dahinya, lalu menggelengkan kepala dengan lembut sambil berkata, "Nggak apa-apa, ini cuma luka ringan, nanti juga sembuh. Axel,

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link