Bab 148
Felix langsung melihat bahwa Lily sedang berusaha tegar. Dia menggenggam pergelangan tangannya dan membawanya melewati kerumunan, menuju sudut ruang pameran.
"Kamu boleh nggak berharap, tapi kamu harus mengejar keadilan dalam kompetisi ini. Kamu boleh nggak memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi, tapi kamu nggak bisa menyerah begitu saja."
Menyerah?
Lily sedikit menggigit bibirnya, dia mengalihkan pandangannya.
Dia tidak memiliki keberanian untuk mengejar keadilan, dia juga tidak punya keberanian untuk melihat Felix.
Dan dia tidak ingin memperlihatkan kemalangnya dia di hadapan Felix.
"Keadilan itu bukan sesuatu yang bisa dimiliki setiap orang."
Felix semakin bingung, "Tapi kamu berbeda, kamu punya Sandy, bagaimana ..."
Bagaimana bisa dia tidak punya hak untuk mengejar keadilan dan kesetaraan?
Namun, kalimat itu terhenti begitu saja. Felix tiba-tiba menyadari sesuatu, suaranya terputus begitu saja.
Matanya yang lembut menampakkan sedikit keheranan.
Melihat ekspresi dan tatapan matan

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link