Bab 167
Rasanya? Dia sangat muak.
Tampaknya, hadir di depan banyak orang dengan identitas Nyonya Muda Febrianto adalah hadiah berharga dari Sandy untuk dirinya.
Lily bertanya apakah pria itu cemburu atau tidak, untuk basa-basi belaka.
Namun, jawaban Sandy selalu menikam bak belati, mengenai jantungnya, dan membuatnya sangat malu.
Sekarang, dia serasa telah kehilangan muka.
Mungkin, Sandy belum puas. Dia suka mempermainkan perasaan Lily.
Dia mengeluarkan sebuah kartu dari saku dan memberikannya pada wanita itu. "Aku nggak puas dengan penampilan Nyonya Muda Febrianto malam ini. Uang jajannya akan dipotong setengah."
"Kamu ..." Tenggorokan Lily serasa tercekik. Tangis mulai memenuhi kedua matanya, tetapi dia berusaha kuat untuk menahannya.
"Kalau nggak senang, berhenti kerja dan kembali menjadi Nyonya Lily yang patuh." Sandy meletakkan kartu itu di telapak tangannya.
Dia mengucapkan kata-kata ini penuh keseriusan.
Entah mengapa, lubuk hati Sandy membatin, dia menginginkan Lily kembali menjadi sos

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link