Bab 553
Semula, panggilan mendadak ini hanya memunculkan rasa curiga di hati Lily.
Namun, sekarang dia yakin kalau Sandy benar-benar tidak waras.
"Menurutmu?" suara Lily naik satu oktaf. "Memangnya masih ada orang yang jam segini belum makan?"
Keheningan kembali merambat dari ujung telepon. Lalu, suara pelan Sandy kembali terdengar. "Kamu ... tadi makan apa?"
Hening seketika. Lily tertegun.
Pertanyaan absurd itu sukses membuat amarahnya meledak. Lily tertawa. Bukan karena lucu, tetapi karena muak.
"Kalau kamu telepon cuma buat omong hal nggak penting kayak gini, maaf, aku nggak minat. Bye."
Sandy menarik napas lebih dalam. Suaranya terdengar lebih berat ... dan entah kenapa terdengar begitu sunyi. "Besok ... aku jemput kamu ke kantor."
Nada bicaranya tegas, seolah tidak menyisakan ruang untuk penolakan.
Namun, Lily tetap menolaknya dengan tegas. "Nggak usah. Aku bisa naik taksi."
"Kalau gitu ... kita makan siang bareng besok," ujar Sandy lagi.
Lily mencibir. "Pak Sandy, Anda lupa peraturan bar

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link