Bab 18
Tiga hari kemudian, sebuah pesta koktail bisnis yang tak terelakkan pun digelar. Lampu-lampu kristal memantulkan cahaya gemerlap, udara dipenuhi aroma kemewahan dan dentingan gelas.
Yoga memegang gelas anggurnya, berdiri di tengah kerumunan, tetap menjadi sosok presiden direktur yang dingin, anggun, dan mengendalikan segalanya.
Namun, jika diperhatikan dengan saksama, terlihat garis duka yang sulit hilang di alisnya, dan buku-buku tangan yang memegang kaki gelas tampak agak memutih.
Beberapa anggota keluarga terhormat yang memiliki hubungan lama dengan Keluarga Saputra menghampiri Yoga dengan senyum. Setelah basa-basi, topik percakapan tidak bisa lepas dari kejadian paling heboh akhir-akhir ini di lingkaran mereka.
"Yoga." Pak Ronald, yang melihat Yoga tumbuh dewasa, menepuk bahunya, nadanya penuh penyesalan. "Dengar-dengar kamu dan putri Keluarga Narendra ... sudah bercerai?"
Pria tua itu menggeleng. "Sayang sekali, sungguh sayang. Wilma itu meskipun agak keras kepala, tapi semangatny

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link