Bab 378
Mungkin Beni sudah tak bisa dibangunkan lagi. Seperti yang dikatakan Ronald, mungkin di hati Beni sudah tidak ada ruang untuknya.
Nadira seketika merasa putus asa, air mata di pelupuk matanya berusaha disembunyikannya karena dia tak mau menunjukkan kesedihannya.
Dengan tatapan kosong, dia mengeluarkan sepatu hak tinggi itu, memegangi perutnya yang terasa sakit, dan melemparkannya ke depan tempat tidur Lestari, kemudian berbalik dan diam-diam berjalan keluar.
"Berhenti!"
Beni menatap pundak rampingnya yang tertekuk, wajahnya yang dingin, dan perasaan kesal serta jengkel muncul di dalam dirinya.
"Aku tidak menyuruhmu pergi, 'kan?" ujarnya dengan nada menggoda.
Lestari menyeringai di sudut matanya dan sengaja berkata, "Kakak Ketiga, aku rasa lebih baik kita ajak Nona Nadira untuk nonton film. Seorang dokter nggak boleh mengobati dirinya sendiri. Nona Nadira kan bisa pengobatan tradisional, kalau aku merasa kurang sehat, dia bisa merawatku. Nona Nadira, apa menurutmu begitu?"
Pernyataan ya

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link