Bab 16
Dari seberang taman, Bastian menatap Vania dari kejauhan. Sorot mata pria itu dalam, seolah ingin mengukir bayangan wanita itu ke dalam hatinya.
Namun, Vania hanya menatapnya dengan tenang. Getaran hati dan rasa sakit yang dulu dia rasakan kini telah menguap menjadi kehampaan.
Dia menutup jendela dengan tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Dia tidak ingin melihat wajah pria yang menyebalkan itu.
Tak lama kemudian, seorang pelayan datang tergesa-gesa sambil berkata, "Nona Vania, Tuan Bastian ingin bertemu Anda."
Dengan sorot mata dingin, Vania berkata dengan suara dingin, "Aku nggak mau menemuinya. Suruh dia pergi."
Pelayan itu langsung mengangguk dan pergi, tidak mengungkit tentang pria itu lagi.
Vania menyingkirkan pria itu dari pikirannya.
Menjelang sore, terdengar suara hujan. Setelah Rio bangun tidur, kondisinya sudah jauh membaik dan sifat cerianya mulai muncul lagi.
Dia memanjat ke jendela dan melihat ke luar, lalu tiba-tiba berseru, "Tante, Tante, lihatlah, ada orang yang berlu

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link