Bab 1104
Dokter berkata, "Kalau kita berbicara tentang luka-lukanya, itu sama sekali bukan masalah besar. Perhatian utama kami di sini adalah organ pasien yang hilang."
"Apa?" Angeline sangat tercengang.
Zayne menunduk, tampak bersalah.
Angeline bertanya dengan suara gemetar, "Apa yang hilang?"
"Ginjalnya."
Angeline menatap kosong pada Zayne. Ketika ia melihat air mata mengalir di mata Zayne, Angeline tahu yang sedang terjadi.
Angeline mengusir dokter itu.
"Aku mengerti. Kau bisa pergi sekarang."
Dokter melangkah mundur dengan hormat.
Angeline menanyai Zayne, "Di mana ginjal Kakak, Zayne?"
Air mata mengalir dari mata Zayne saat ia menunjuk pinggangnya.
"Ada padaku."
Angeline menatap Zayne tidak percaya. Ia pernah berspekulasi ada sesuatu yang salah dengan tubuh Zayne tapi tidak pernah mengira itu adalah trauma yang begitu parah.
"Bagaimana denganmu?" Angeline bertanya dengan suara tercekik.
Zayne menatap Angeline dengan mata memelas.
"Berhenti bertanya, Dik. Aku mohon."
Angeline menangis.
"

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link