Bab 10 Keguguran
"Apa maksudmu ini?"
Hanya segelintir orang yang pergi ke sudut taman. Aku menatap Tasya yang tengah duduk diam di atas di bangku dengan kepala tertunduk.
"Aku bukan orang yang sabar. Kalau kamu nggak mau bicara, aku juga nggak mau membuang waktu."
Tasya tetap tidak mengatakan apa pun.
Aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi, jadi aku berbalik badan dan berjalan pergi. Aku baru berjalan dua langkah saat tiba-tiba mendengar suara pelan Tasya.
"Anggap saja ... aku lagi memohon padamu."
Tasya tampak berlutut di atas tanah sambil mengulurkan tangannya untuk meraihku.
Tangan, leher dan wajahnya dipenuhi memar.
"Tolong ... berikan bagian warisan buat anak ini."
Aku menepis tangan Tasya dan dia langsung terjatuh lemas ke samping walaupun tenaga yang kugunakan tidak begitu kuat.
Aku tidak tahu apakah Tasya memang sedang dalam kondisi yang buruk atau hanya sedang berpura-pura memelas.
"Tasya, kamu sudah berulang kali menggunakan trik yang sama. Kamu pikir aku masih akan tertipu?"
Aku menatap ta

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link