Bab 767
Jelas-jelas kami berempat bisa hidup bahagia bersama, tetapi dia tetap tidak mau memercayai diriku.
Napas pria itu perlahan mendekat. Dia mencium sudut bibirku. Suaranya serak dan penuh penahanan, "Kenapa kamu masih berani kembali? Hmm?"
Lihatlah, masalah tentang anak-anak baru saja selesai diperdebatkan, sekarang dia mulai membahas kematian ibunya lagi.
Meski sudah ada anak-anak, kebenciannya padaku tetap tak berkurang sedikit pun.
Aku menghindari napasnya dan berkata datar, "Aku nggak merasa bersalah, jadi kenapa aku nggak berani kembali?"
"Kamu lupa apa yang kukatakan dulu? Kenapa kamu masih berani muncul di hadapanku?" Nada suaranya dingin dan tajam, seolah ingin mencabik-cabik diriku.
Aku mengepalkan tanganku dan tersenyum ke arahnya, "Kalau begitu, lepaskan aku sekarang, dan kembalikan anak-anak pada aku. Aku akan segera menghilang, nggak akan pernah muncul di hadapanmu lagi."
Namun, wajah pria itu justru makin kelam, dipenuhi kebencian yang lebih dalam.
Dia tidak berkata apa-apa

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link