Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 4

Saat Johan membawa sarapan dan menoleh, akhirnya dia melihat Nila. "Sudah bangun?" Suaranya datar. "Kami sebentar lagi harus pergi, jadi kami nggak sempat masak buatmu. Kamu urus sendiri, ya." Nila diam saja. Dia tahu Johan bukannya tak sempat, tetapi sengaja hanya memasak untuk Selvi. Aroma masakan dari dapur membuat perutnya perih, tetapi Nila tetap tenang, masuk ke dapur, dan menyiapkan semangkuk mi kuah bening untuk dirinya sendiri. Setelah sarapan, Johan dan Selvi hendak mengajak kedua anak itu pergi ke taman hiburan. Tiba-tiba Rovan menahan mereka. "Tunggu! Kami punya sesuatu untuk kalian!" Dia dan Ryan berlari naik ke lantai atas, dan tak lama kemudian, mereka turun sambil membawa empat kaus yang seragam. Jelas itu terlihat seperti kaus keluarga. Selvi tampak ragu. "Eh ... sepertinya ini nggak perlu." Rovan menatapnya dengan mata yang teguh. "Tapi di hati kami, Tante adalah mama kami." Johan mengusap kepala anaknya, lalu berkata pada Selvi, "Anak-anak memang suka bercanda. Ikuti sekali ini saja." Selvi tersenyum malu dan mengangguk. Keempatnya pun berganti pakaian seragam keluarga. Johan dan Selvi mengenakan kaus biru gelap, sementara Rovan dan Ryan memakai versi mini, dengan gambar kartun bertuliskan "Papa Mama sayang si kecil" di bagian dada. Tiba-tiba Selvi menatap Nila. "Nila, kamu ikut juga, 'kan?" Nila menggeleng. "Nggak usah." "Tapi kamu kan Mama mereka, aneh rasanya kalau nggak ikut ... " Selvi melangkah mendekat. Tanpa menunggu jawaban Nila, dia langsung menarik tangan Nila. "Ayo, satu keluarga harus kompak." Nila pun terpaksa ikut naik ke mobil. Saat ini, taman hiburan begitu ramai. Keempatnya yang memakai kaus keluarga terlihat sangat serasi, sampai menarik perhatian banyak pengunjung. Seorang gadis muda bahkan dengan malu-malu meminta foto bersama, dan Johan untuk pertama kalinya tidak menolak. "Istrimu cantik sekali!" Gadis itu memandang Selvi dengan kagum. "Dua anak kalian juga sangat lucu!" Johan tidak membantah, sementara Selvi tersipu malu dan menunduk. Rovan dan Ryan pun terlihat bangga sambil membusungkan dada. Nila berjalan di belakang mereka seolah tak terlihat, melihat mereka dikerumuni pujian, menyaksikan tangan Johan dengan santai merangkul pinggang Selvi, dan mendengar kedua anak itu terus memanggil Selvi "Mama". Hatinya sakit hingga terasa mati rasa, sampai dia tak lagi merasakan sakit itu. Menjelang senja, mereka sampai di depan bianglala. Petugas tersenyum kepada Johan dan Selvi. "Kalian berdua benar-benar serasi! Katanya kalau pasangan berciuman di puncak bianglala, mereka nggak akan pernah berpisah seumur hidup!" Rovan dan Ryan saling berpandangan, lalu tersenyum nakal. Kabin bianglala perlahan naik, memperlihatkan lampu-lampu kota berkelip di bawah kaki mereka. Saat bianglala hampir mencapai puncak, kedua anak itu tiba-tiba meloncat ke belakang Johan dan Selvi, lalu mendorong dengan kuat. "Ah!" Selvi menjerit, tubuhnya langsung jatuh ke pelukan Johan. Saat bibir mereka bersentuhan, keduanya terkejut. Selvi panik ingin menarik diri, tapi Johan entah kenapa menahan kepala bagian belakangnya, memperdalam ciuman itu. Rovan dan Ryan menutup mulut sambil menahan tawa, dan diam-diam menunjukkan gestur kemenangan.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.