Bab 14
Apakah ... apakah semua yang dia katakan itu benar? Dia benar-benar berhubungan dengan asisten pribadi Pak Ethan?!
Jenny ketakutan dan segera berlari kembali, dia harus memberi tahu orang tuanya tentang berita ini!
Saat ini, Rachel yang ditinggalkan oleh Ethan masih tidak percaya, dia mengira dirinya sedang bermimpi.
Wanita yang tiba-tiba muncul itu siapa? Apakah itu Tania?
Tadi bukankah Kak Ethan sedang marah dan tampak ingin menghancurkan wanita tersebut?
Kalau begitu kenapa Kak Ethan malah menggendong wanita itu dan pergi!
Mungkinkah di hati Kak Ethan, wanita itu benar-benar berbeda?
Di dalam mata Rachel, muncul seberkas kebencian.
Dia awalnya mengira Tania adalah obat untuk penyembuhan Kak Ethan.
Namun kelihatannya sekarang, wanita itu pasti akan mengganggu hubungannya dengan Kak Ethan. Jadi wanita itu sama sekali tidak boleh dibiarkan ...
"Nona Rachel, apa Anda baik-baik saja?" Pengawal yang barusan diselamatkan oleh Rachel mendekat dengan cemas.
Rachel menggelengkan kepalanya dan berkata dengan lemah, "Aku baik-baik saja ... "
"Oh ya, tadi itu Nona Tania, 'kan? Apakah kamu pengawalnya?"
"Ya." Pengawal itu mengangguk.
Tiba-tiba, Rachel memiliki sebuah ide. Dia tersenyum dan bertanya, "Siapa namamu?"
Pengawal berpakaian hitam terkejut dan berkata pelan, "Nona Rachel, nama saya Sean."
"Aku baru saja kembali dari luar negeri, banyak hal tentang Kak Ethan yang masih belum kuketahui. Aku takut akan membuat kesalahan dan membuat Kak Ethan marah, jadi aku ingin bertanya beberapa hal kepadamu ... "
Rachel menundukkan kepalanya, dia kelihatan sangat malu dan canggung. Akan tetapi, pikirannya dipenuhi dengan niat jahat.
Hehe, Tania, beraninya kamu menggoda kakak Ethanku.
Aku pasti akan membuatmu mati dengan mengenaskan.
...
Ethan menginjak pedal gas, mobilnya melesat seperti anak panah yang terlepas dari busurnya.
Tania sangat takut, dia menggenggam sandaran kursi dengan erat dan berkata, "Pak Ethan, to-tolong pelan sedikit. Aku agak mual!"
Ethan tertawa dingin dan tidak menghiraukannya, wanita ini lagi-lagi berakting?!
Tania benar-benar ingin muntah, dengan wajah pucat dia berkata, "Aku benar-benar akan muntah. Kalau nggak berhenti, aku mungkin akan muntah di mobil ... "
Mendengar suara Tania yang mual, Ethan tiba-tiba menginjak rem dan berhenti di tepi jalan. "Turun!"
Tania merasa seolah-olah baru saja diampuni. Dia segera merangkak keluar dari pintu mobil dan berjongkok di tepi jalan.
Seharian ini dia sibuk melarikan diri, lalu dipikul dan dilempar oleh Ethan. Semua itu membuat perutnya sangat sakit.
Dia ingin muntah tetapi tidak ada yang keluar dari mulutnya ...
"Kamu bilang mau muntah? Ayo muntahkan saja." Suara Ethan terdengar dari belakang.
Tania menarik lehernya dan menoleh ke ara Ethan. "Aku nggak ingin muntah lagi. Perutku sakit, sepertinya radang lambungku kambuh ... "
Wanita ini benar-benar penuh omong kosong, tidak ada satu pun perkataannya yang bisa dipercaya!
Ethan berkata lagi, "Sini naik."
Tania tidak berani membangkang. Dia memang ingin menemui Ethan, jadi dia langsung duduk di kursi penumpang depan.
"Pak Ethan, aku nggak berniat untuk melarikan diri. Hari ini aku datang khusus untuk mencarimu ... "
"Huh." Ethan tertawa dingin. "Bisa ditebak."
Wanita ini sengaja muncul di hadapannya berulang kali. Bahkan ketika dia meminta pengawalnya untuk mengawasi, mereka sama sekali tidak bisa menghentikannya.
Haruskah dia memuji wanita ini hebat?
"Kali ini aku mencarimu karena ada hal yang sangat penting ... " Tania merasa sedikit gugup, dia meremas pakaiannya di bawah tatapan Ethan.
"Katakan." Nada bicara pria itu dingin.
Tania menundukkan kepalanya, menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Sekarang aku sangat kekurangan uang. Perjanjian menyatakan bahwa aku bisa mendapatkan 100 miliar setelah 3 bulan, jadi, bisakah aku meminta sebagian uangnya lebih awal?"
Setelah selesai berbicara, Tania sudah bersiap untuk ditolak oleh Ethan.
Namun, kata-kata itu seolah-olah terurai di udara. Tidak ada tanggapan.
Tania dengan hati-hati mengangkat kepalanya, dan yang dilihatnya adalah tatapan Ethan yang sangat dingin.
Jantungnya berdebar kencang.
"Pak Ethan?" Tania bertanya dengan hati-hati.
Namun, Ethan tidak menjawab dan sekali lagi menginjak pedal gas.
"Ah!" Tania terkejut dan berteriak. Dia kebetulan duduk di kursi penumpang depan dan hampir menabrak kaca di depan!
Dia menggenggam sabuk pengaman dengan erat dan berkata sambil ketakutan, "Ethan, apa yang kau lakukan?!"
"Tadi kamu masih memanggilku Pak Ethan, kenapa? Sekarang sudah nggak pura-pura lagi?!" Nada bicara Ethan terdengar mencemooh.
"Aku ... aku ... " Tania tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
"Baiklah, kamu nggak perlu menjelaskan." Ethan berkata, "Karena kamu ingin uang, baiklah, aku bisa memberikannya padamu."
Tania terkejut, ekspresinya berubah menjadi senang. "Benarkah?"
"Berapa banyak yang kamu inginkan?" tanya Ethan.
"Sepuluh miliar ... " Tania berpikir sejenak, lalu berkata dengan pelan, "Sepuluh koma satu miliar, bagaimana?"
Sepuluh miliar adalah untuk membuat Keluarga Alins berhenti mengejarnya.
Sementara itu, 100 juta adalah untuk biaya operasi Ibu Panti.
"Baik, 10,1 miliar," jawab Ethan.
Tania akhirnya menghela napas lega. Karena sudah setuju, pasti Ethan tidak akan berubah pikiran.
"Terima kasih, Pak Ethan. Aku sangat berterima kasih ... "
Namun sebelum Tania selesai berbicara, Ethan sudah berbelok ke suatu tempat.
Tania mengangkat kepalanya dan bertanya, "Ini di mana?"
"Kediaman pribadiku," balas Ethan.
Tania bertanya sambil tergagap, "Ngapain ke sini? Ka-Kayaknya ini bukan ide bagus ... "
Kediaman pribadi Ethan. Ethan sangat membenci dirinya, jadi kenapa pria itu membawanya ke sini?
Ethan menghentikan mobilnya, lalu membungkuk ke depan. Dalam ruang mobil yang sempit, kedekatannya memberikan tekanan yang sangat kuat kepada Tania.
Tania menggigil ketakutan, seperti kelinci kecil yang ditangkap oleh serigala jahat.
Pria itu mengulurkan jari-jarinya yang panjang, dia mencengkeram dagu Tania, lalu berbicara dengan nada yang meremehkan dan kejam.
"Bukannya ini yang kamu inginkan? Aku bisa membayarmu, tapi jangan lupa, sesuai dengan isi perjanjian, aku harus lihat dulu apakah tubuhmu bisa memuaskanku."
Hati Tania yang sebelumnya merasa gembira kini tiba-tiba jatuh. Dia menggigit bibirnya dan berkata, "Baiklah ... "
Melihat penampilannya ini, Ethan mencibir.
Dia membawa Tania naik ke lantai atas, lalu mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi.
"Tania, berhenti pura-pura menjadi wanita suci. Mandi dan bersihkan dirimu, penampilanmu sekarang membuatku jijik dan nggak berselera."