Bab 6
Terdengar suara tamparan yang nyaring, Tania bahkan terkejut dengan tindakannya sendiri.
Di-Dia menampar Ethan!
Ethan awalnya masih agak mabuk, tetapi sekarang dia sudah sadar sepenuhnya.
"Ta! Ni! A!" Dia marah bagaikan seekor singa jantan yang menggeram.
Dia seolah-olah akan merobek tubuh Tania yang telah menghinanya!
Ethan telah berkuasa di Kota Nagara selama lebih dari 20 tahun, semua orang menghormatinya dan tidak berani mendekatinya.
Dia tidak pernah mengira, bahwa dirinya akan diperdaya oleh seorang wanita biasa seperti itu!
Bahkan ... bahkan dia juga ditampar olehnya!
"Maaf, maaf!" Di bawah amarah Ethan, Tania dengan tergagap berkata, "Te-Terlalu mendadak ... "
Namun, Ethan tidak berniat mendengarkan penjelasannya. Dia langsung berbalik dan pergi!
Jika dia tidak segera pergi, dia khawatir dia akan langsung mencabik-cabik Tania.
Wanita ini masih berguna, jangan sampai mati semudah itu!
Tania pun menghela napas lega. Barusan, dia kira dirinya akan benar-benar mati ...
Dia lagi-lagi merasa kesal. Padahal awalnya, dia naik ke ranjang Ethan dengan tekad untuk mati.
Namun setelah keinginannya untuk mati berulang kali gagal, sekarang dia malah jadi sedikit ragu!
Akan tetapi, apakah dia benar-benar harus menyenangkan Ethan?
Tania berpikir keras semalaman. Keesokan harinya, dia terbangun dengan kantung mata yang besar.
Namun dia beruntung, karena kepala pelayan Keluarga Alins muncul lagi dan memberitahunya sebuah kabar gembira.
"Pak Ethan belakangan ini sangat sibuk, jadi dia nggak akan ke sini selama seminggu!"
Setelah kepala pelayan itu pergi, Tania hampir saja berpesta untuk merayakannya. Pada akhir pekan, dia menerima telepon dari panti asuhan.
[Tania, apa kamu akan datang ke panti asuhan sore ini? Anak-anak sangat merindukanmu.]
Ibu Panti meneleponnya, di ujung telepon terdengar suara anak-anak yang berteriak, [Kakak Cantik, kami semua sangat merindukanmu!]
Tania dikirim ke panti asuhan pada usia 7-8 tahun. Setelah diadopsi oleh Keluarga Alins dengan kedok amal, dia masih rutin menjadi relawan di panti asuhan untuk membantu.
Hati Tania terasa hangat. Meskipun Keluarga Alins tidak memperlakukannya dengan baik, tetapi semua orang di panti asuhan membuatnya merasakan kehangatan keluarga.
Dia pun teringat bahwa Ethan tidak akan datang selama seminggu, jadi dia langsung menyetujuinya tanpa berpikir.
"Hmm, kalian tunggu ya, aku pasti akan datang!"
Sorenya, Tania muncul tepat waktu di depan panti asuhan. Sekelompok anak-anak langsung mengerumuninya sambil berceloteh.
Tidak jauh dari sana, seorang pria yang mencurigakan melihat adegan ini dan segera menelepon.
"Nona Jenny, saya sudah menemukan wanita yang Anda cari!"
Yang mengangkat telepon adalah Jenny, dengan dia bersemangat berkata, [Apa? Kamu akhirnya menemukan orang jahat itu? Cepat, beri tahu aku alamatnya!]
Pada hari itu, sekelompok pengawal berpakaian hitam menerobos masuk ke vila dengan garang. Jonas awalnya mengira mereka adalah orang-orang yang dikirim oleh Iwan.
Namun, mereka tidak menyangka bahwa setelah sekelompok orang itu pergi.
Iwan datang sendiri ke rumah mereka dan langsung memukul ayahnya, sambil memarahi mereka untuk menyerahkan Tania!
Mereka terkejut dan baru menyadari bahwa yang membawa Tania pergi adalah orang lain!
Iwan hanya memberi mereka waktu seminggu. Jika merek tidak menemukan Tania, maka pria tua itu akan mematahkan kaki seluruh keluarga mereka.
Untuk menemukan Tania, Keluarga Alins diam-diam menyewa beberapa detektif swasta.
Akhirnya, salah satu dari mereka memberikan tanggapan.
Detektif itu tersenyum dan berkata, "Nona Jenny, mengenai imbalannya ... "
Jenny sudah tidak sabar. [Jangan banyak bicara, aku akan memberimu dua kali lipat. Cepat kirimkan lokasi wanita murahan itu padaku!]
Bagaimana jika mereka sampai terlambat dan wanita itu sudah melarikan diri?!
Detektif itu langsung menerima notifikasi penerimaan uang dan segera melaporkan lokasinya kepada Jenny.
Jenny memutus teleponnya dengan detektif tersebut, lalu langsung menelepon Iwan dan dengan hati-hati berkata, "Pak Iwan, jalang itu sudah ketemu. Dia berada di Panti Asuhan Cinta Kasih di pinggiran kota ... "
Iwan tersenyum dingin. [Baguslah kalau sudah ketemu, aku akan segera ke sana.]
"Pak Iwan, semoga Anda bersenang-senang!"
Jenny menutup telepon dengan senyum jahat dan kepuasan di wajahnya.
Jalang itu akhirnya akan disiksa sampai mati, memikirkannya saja sudah membuatnya sangat senang!
Tania sedang bercerita di halaman ketika dia mendengar suara mesin mobil yang menggeram.
Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan gerbang panti asuhan ...
Tania menjadi agak waspada, jangan-jangan orang-orang Keluarga Alins sudah menemukannya di sini dan ingin membawanya kembali?!
Dia mencari tempat untuk bersembunyi dan diam-diam mengintip ke luar.
Seorang pria muda turun dari mobil sedan tersebut, pria itu tampaknya seorang blasteran.
Fitur wajahnya mencolok, dia mengenakan jas berkualitas tinggi dan terlihat seperti orang kaya.
Tania pun menghela napas lega, sepertinya orang itu bukan datang untuk menangkapnya, melainkan untuk mengadopsi dari panti asuhan ...
Ibu Panti menyambutnya, "Pak, apa Anda datang untuk mengadopsi anak?"
Sekelompok anak dari berbagai usia menatap pria muda itu dengan penuh harapan, menginginkan kesempatan untuk diadopsi.
Pria muda itu menggeleng dan dengan nada datar berkata, "Nggak, aku ke sini untuk mencari informasi ... "
Kedua orang itu berbicara cukup lama, pria muda itu tampak sedikit kecewa, lalu berbalik dan pergi.
Tania baru muncul lagi dan dengan heran bertanya, "Bibi, apa dia datang untuk mengadopsi? Kenapa cepat sekali perginya?"
Ibu Panti menggeleng.
"Dia juga anak yang malang. Katanya saat masih kecil, adiknya terpisah darinya. Keluarganya sudah mencari ke seluruh dunia selama hampir 10 tahun dan belum menemukan apa pun. Baru-baru ini, mereka mendengar bahwa adiknya mungkin telah dijual ke dalam negeri. Itulah sebabnya dia datang ke sini ... "
"Menurutku, seumur hidup mencarinya di dalam negeri saja nggak ketemu, apalagi di luar negeri. Aku rasa sia-sia dia pergi ke sana!"
Tania juga merasa sedikit kasihan, mengangguk dan berkata, "Ya, ini lebih sulit daripada mencari jarum dalam jerami."
Tania melihat ke arah langit yang sudah gelap, lalu dia berpamitan kepada Ibu Panti dan bersiap untuk pulang.
Namun saat baru sampai di gerbang, sebuah mobil van tiba-tiba menghalangi jalannya.
Seorang pria gemuk berusia 45 tahun turun dari mobil, dengan tatapan penuh kebencian dan kebengisan. "Jalang, aku ingin lihat ke mana kamu akan lari kali ini!"
Tania langsung bergidik, itu adalah pria tua itu, Pak Iwan yang telah menyiksa dan membunuh begitu banyak gadis!
Pria tua itu benar-benar mengejarnya dan menemukannya di panti asuhan!