Bab 100
Ayahku juga jarang merapikan kamar. Barang-barangnya selalu berantakan, sehingga sering dimarahi oleh Ibu.
Karena itu, aku percaya ucapan Gio waktu itu.
Aku sempat mengira semua pria memang seperti itu, tetapi Yudo ternyata sangat berbeda dari dugaanku.
Di dalam lemari pakaiannya, aku menemukan selimut yang bersih, bahkan masih tercium samar aroma sabun mandinya.
Aku membawanya ke ruang tamu dan menyelimuti Yudo.
Saat itu, aku juga melihat laptopnya masih menyala di meja.
Aku melirik sekilas, ternyata meskipun tidak pergi ke kantor, dia tetap bekerja!
Tidak heran sakitnya jadi semakin parah.
Dia pasti mengira hanya flu ringan yang bisa ditahan.
Aku mematikan laptopnya, lalu membereskan sedikit meja kerjanya.
Aku benar-benar sekretaris teladan!
Di kantor bekerja dengan serius, di rumah atasan pun tetap bekerja.
Namun anehnya, aku melakukannya dengan senang hati.
Saat ini, langit juga mulai gelap.
Ibu kembali meneleponku, [Queny, kamu pergi ke mana malam ini? Kenapa sudah jam segini masi

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link