Bab 97
Weni berlari ke arahku dan merangkul pundakku dengan santai. "Hei, kenapa hari ini aku nggak melihatmu pergi bersama Pak Yudo? Aneh sekali."
"Dia sakit hari ini, jadi nggak datang."
"Nggak datang? Kebetulan sekali, ayo kita makan bersama! Ayo, ayo!"
"Aku nggak terlalu ada selera makan."
Mata Weni langsung membelalak. "Queny, kamu ... kamu ... tanpa Yudo, kamu bahkan nggak mau makan? Kamu benar-benar jatuh cinta padanya?"
Sekarang sudah waktunya pulang kerja. Para karyawan satu per satu berjalan keluar dari gedung, orang di sekeliling juga cukup banyak. Aku buru-buru menutup mulut Weni.
Kalau sampai ada yang mendengar, pasti akan segera tersebar.
Sebenarnya, karena aku setiap hari makan bersama Yudo, sudah banyak orang yang menduga hubungan kami tidak sederhana.
Aku menurunkan suara. "Kamu asal bicara apa?"
"Kalau begitu, kenapa kamu nggak mau makan?"
Aku pun menceritakan kejadian hari ini.
Setelah tahu duduk perkaranya, Weni ikut cemas untukku, lalu bertanya dengan khawatir, "Ya ampun

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link