Bab 19
Jenny tersenyum sambil berkata padaku, "Tapi malam ini kami akan pulang untuk makan, jadi tolong kamu masak di rumah ya, Kak Annika."
Dia terang-terangan menantangku dengan angkuh.
Dia juga merasa bahwa ucapannya bisa membuatku tertekan.
Aku tidak menggubris mereka dan melangkah lebar menuju ruang tamu.
Sigit buru-buru memberi penjelasan. "Mungkin dia masih marah, tapi tenang saja, nanti waktu kita pulang, dia pasti sudah berubah pikiran."
Sandi pun ikut menimpali, "Ya, meskipun dia menyebalkan, tapi masakannya enak sekali, lho!"
"Malam ini pasti kita bisa makan dengan puas!"
Jenny bertanya dengan penuh semangat, "Benarkah? Wah, aku jadi nggak sabar!"
Mereka sepertinya masih yakin bahwa aku masih mencintai Sigit. Mereka bahkan mengira aku akan rela memaksakan diri, dengan tubuh yang belum sepenuhnya pulih, hanya demi memasakkan makan malam mewah agar bisa mendapatkan maaf darinya.
Mereka sama sekali tidak menyadari ...
Tatapan yang aku berikan pada Sigit sekarang sedingin tatapan kepad

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link