Bab 295
Bagaimana bisa Annika waktu itu bertahan?
Apakah wanita itu tidak keberatan karena menganggap semua itu hanya masalah kecil?
Kemudian, memilih diam-diam menyimpan amarahnya sendiri.
Ketika mereka pulang ke rumah, wanita itu tetap menyambut mereka dengan hangat?
Sigit tidak tahu.
Sigit menatap Sandi, kemudian berkata dengan tenang, "Aku tahu kamu sekarang membenci Papa, tapi kamu harus ingat satu hal, semua yang Papa lakukan itu demi kebaikanmu."
Sandi sudah bosan mendengar alasan itu. "Tapi gara-gara Papa, aku kehilangan Mama. Tindakan Papa itu bukan untuk kebaikanku!"
"Papa, sekarang aku nggak mau apa-apa. Yang kuinginkan hanya Mama!"
Sandi terus bicara sambil menangis, kemudian tertidur pulas karena kelelahan.
Dengan penuh sayang, Sigit maju dan menggendong Sandi sambil menatap putranya, entah apa yang dia pikirkan.
Setelah Sandi tertidur, Cintami baru angkat suara. "Sigit, sekarang Sandi jadi kurang ajar. Kamu sudah kerja keras siang dan malam, bukankah juga buat dia?"
"Tapi dia ngg

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link