Bab 106
Aku menurut dan tidak bergerak lagi sambil memeluk Mario dengan lebih erat.
Deg, deg ...
Saat mendengar debar jantung yang kuat di telingaku, aku baru sadar bahwa kepalaku menempel erat di dadanya.
Namun, saat ini aku terlalu takut untuk memikirkan hal-hal lain.
Aku memeluknya lebih erat. Hanya dengan begini, aku bisa yakin bahwa liftnya memang bergoyang, bukan karena aku bergerak-gerak.
Setelah beberapa saat, aku merasa liftnya berhenti bergoyang. Aku lupa melepaskan pria di depanku hingga dia berkata, "Kamu kedatangan rekan kerja baru lagi?"
Aku tertegun dan menarik diri pelukannya, lalu memandang ke bawah. Apa yang kulihat di sana benar-benar membuatku terkejut.
Selain terkejut, aku juga mulai naik darah. Aku langsung menekan tombol lift untuk turun.
Begitu lift mendarat, Ivy melempar senyum lembut khasnya dan menyapaku, "Bu Chloe."
Aku malas meladeninya dan langsung bertanya dengan nada tidak ramah, "Ngapain kamu di sini?"
Bukannya aku tidak tahu sopan santun, tetapi wanita hamil s

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ